Minggu, 03 Oktober 2010

Angin Musim Timur

Kamu adalah ujung mata kompas khayalan
Yang mungkin sedang membawaku ke sebuah arah yang tentu.


Kamu adalah sang mentari terbit
Yang mungkin membuatku mampu membedakan timur, tidak keliru


Kamu adalah rambu hijau yang sia-sia, di kejauhan
Karena padamu, yang kulihat hanya satu direksi
Namun mungkin kau menuntunku dengan satu-satunya informasi yang kaupunya itu

Kamu adalah angin musim timur yang bertiup
Yang mungkin menunjukkanku, seorang penjelajah laut, di mana daratan Asia berada


Kamu adalah rasi orion di gelap angkasa
Yang mungkin karenamu, aku tahu, ke arah mana akan kubentangkan sejadah hidup




Namun kamu hanyalah mata kompas khayalan
Kamu hanya penunjukku
Bahkan itu pun dalam angan-angan
Aku menganggapmu begitu, karena menyerah dengan jarakmu yang terlampau jauh
Aku tak tahu kau sejauh apa, namun membayangkannya pun, membuatku ingin meyudahi segala usahaku
Membayangkan sejauh apa kau berdiri
Dan semungkin apa kau kujangkau


Aku akan membayangkanmu, tetap sebagai mata kompasku
Kau akan tetap menjadi penuntun bagiku, untuk menuju satu arah yang sendiri ku tak tahu
Namun aku percaya, kau sedang menuntunku ke arah yang lebih dekat dengan kamu yang sebenarnya
Mendekat, dan dekat




Kamu, mata kompas yang tak pernah kupegang

2 komentar:

  1. Ini analogi lo dengan benda/hal apa, Boi?
    Semangat lah kow, jangan galau terus!
    Ping-pong dulu lah!
    NYAHAHAHA!

    BalasHapus
  2. benda lah! tapi ga bikin fitnah kan.
    haha.

    Ayolah, masih 3-2(buat gue) kita!

    BalasHapus