Minggu, 01 Januari 2012

One New Lap

Lima, empat, tiga, dua, satu. Sebuah benda meluncur vertikal ke langit, hingga berhenti di titik dimana semua mata manusia dapat melihatnya. Bum! Lalu bunyi terompet bersahut-sahutan.


Saya tidak paham dengan apa yang sebenarnya dirayakan. Perjalanan waktu adalah sebuah kepastian selama semesta ini masih diizinkan untuk eksis. Satu tahun adalah segmentasi waktu yang periodik, cyclic, karena jagad raya diciptakan dengan konsep berputar pada satu orbit. Satu tahun berarti satu putaran bumi terhadap matahari, menunjukkan sekali lagi satu siklus baru yang akan dialami oleh manusia (karena kebetulan tinggal di bumi). Bagi manusia, siklus baru sama dengan harapan baru. Resolusi. Segmentasi waktu yang diikuti dengan segmentasi rencana pencapaian manusia. Lalu haruskah harapan itu dirayakan? Atau justru siklus baru bumi yang dirayakan? 


Yah, kesimpulan saya adalah sebuah seremoni tidak perlu terlalu memperhatikan esensi...



Ahirnya kita sampai pada tahun yang telah banyak dilabeli macam-macam. Siapa tidak cemas dengan tahun 2012? Berita terjadinya bencana besar di tahun ini datang dari zaman dulu hingga sekarang. Dari suku-suku yang mengandalkan roh atau batu, hingga lembaga besar dengan peranti canggih pengintai benda-benda langit. Layaknya lomba balap, bisa saja pada putaran ini bumi akan tergelicir, lalu mati. Bisa saja bencana itu bukan datang dari alam, melainkan diciptakan oleh manusia. Konflik. Perang massal. Isu-isu hebat yang dilempar untuk melemahkan pengganggu. Bukankah tahun baru artinya rencana baru?


One new lap. Saya pun punya harapan baru. Tentang bagaimana klaim-klaim tentang dunia tidak terbukti. Tentang bagaimana keluar dari masa belajar semenjak delapan belas tahun lalu bermain perosotan saat istirahat siang. Tentang bagaimana bersiap untuk hidup yang dipompa dengan upaya sendiri. Tentang bagaimana menyiapkan relasi, karier, dan mungkin juga pasangan hidup. Siklus baru yang juga menjadi fase baru. Seharusnya, dan marilah berharap. 


Semoga harapan kali ini lebih kencang dari bunyi kembang api dan terompet. Kita perjuangkan lagi satu putaran di depan. Selamat datang, 2012! 

1 komentar:

  1. bila dulu kita berjalan, maka sekarang kita berlari
    bila dulu kita berbisik, maka hari ini kita teriak
    bila dulu kita membungkuk, maka saat ini kita tegak berdiri
    inilah waktu untuk membuat resolusi..semangat !!
    aku tunggu postingan berikutnya kak bre :)
    *berharap blogku nanti bisa sekeren ini -reni-

    BalasHapus