Senin, 17 Oktober 2011

Bersiap-Siap di Ujung Perjalanan

Alam semesta menua. Jagad raya jelas semakin sepuh sekalipun rutinitas revolusi masih kuat dilakukan.

Manusia juga begitu. Waktu merapuhkan setiap bagian terkecil dari sel-sel keturunan adam. Sang penguasa tidak bisa selamanya menyandang kepadukaan karena pasti mati. Salah satu kepastian adalah manusia butuh regenerasi untuk menyambung sejarahnya. Kita tidak pernah tahu apa, siapa, dan bagaimana tantangan buat kita di masa mendatang.

Pendidikan direncanakan sebagai suatu solusi paling pas untuk melahirkan lagi calon-calon penentu sejarah manusia. Di dalamnya, ada beberapa rute beserta undak-undaknya sendiri yang pada akhirnya akan membawa manusia ke gerbang akhir yang direncanakan, dunia profesional. Orang-orang yang sedang berada pada masa transisi, dalam hal ini antara pendidikan dan profesional, harusnya sudah bisa berpikir bagaimana masa depannya nanti. Rute-rute yang dibuka dalam sistem pendidikan yang serbarumit, merupakan solusi untuk menyiapkan jenius-jenius di setiap sektor. Namun pada akhirnya, keputusan tetap ada di tangan manusia itu sendiri.


Idealis, atau ...?

Sering kali mahasiswa berpikir terlalu idealis. Menyusun masa depan idealnya berdasarkan apa yang sedang ia pertaruhkan saat ini. Tentang menjadi perancang gedung pencakar langit dengan kemampuan menahan gempa 2500 tahunan karena sekarang sudah (atau sedang) menjadi mahasiswa teknik sipil. Atau tentang menjadi ekonom penyelamat nasib republik karena saat ini sudah (atau sedang) terdaftar di jurusan ekonomi Unpad.

Kalau menurut saya, rasional adalah cara berpikir paling memuaskan. Masa depan harus dirasakan dan dibayangkan. Bagaimana hidup kita yang ideal di masa mendatang akan bisa dijawab ketika kita tahu apa kelebihan dan kekurangan kita, serta sekuat apa modal kita saat ini. Posisi yang optimal, yakni sesuai dengan kelebihan, kekurangan, serta modal; adalah sebuah posisi yang nantinya harus diupayakan pertama kali. Posisi optimal harusnya menjadi titik ideal bagi setiap calon lulusan pendidikan (yang biasanya menjadi panik dengan masa depannya).

Pada akhirnya, para pelajar akan sampai ke gerbang akhir. Semakin dekat dengan ujung perjalanan, maka semakin dekat dengan gerbangnya, semakin mendesak rencana masa depan harus dirampungkan. Ini tentang kapan kita mulai merasakan, membayangkan, dan merencanakan masa depan. Kita sedang ada di masa transisi, dan masa ini tidak akan lama lagi.

Siapkan waktu untuk itu, karena jagad raya ini tidak akan pernah bisa memperlambat penuaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar