Selasa, 08 Juni 2010

Perantauanku Terhias oleh Ini...

Sudah dua tahun ini perantauanku berjalan. Di kota perantauan, aku hidup sebagai anak kos seperti kebanyakan mahasiswa. Mungkin aku sedikit lebih beruntung karena aku se-kos dengan teman-teman asal daerah, sesama SMA malah. Dan yang kebetulan lagi, orang-orang lain di kosan adalah se-ras dengan kita. Kita inisialkan ras kita dengan huruf J. Monggo dilanjut mocone!


Kehidupan anak kos tentu sangat berbeda dengan anak rumahan. Tentu hal ini juga kita alami. Kita yang biasanya diingatkan untuk makan, kini harus mengingatkan diri sendiri untuk mendengarkan perut mendesis, kecuali jika ada salah satu teman kalian yang agak "melambai" dan mengajukan diri sebagai ibu rumah tangga jadi-jadian. Kita yang biasanya disuruh mandi sama mama sekarang harus mengingat-ingat sudah berapa hari kita ngga mandi, kalo udah 4 hari, maka inilah saat yang tepat. Pokoknya segala kewajiban kita yang dulu sebagian masih "diambil secara halus" sama orang tua, sekarang sepenuhnya menjadi milik kita. Istilahnya hidup mati kita ada di tangan kita sendiri.


Nah, konsekuensi dari gaya hidup baru, aku dikenalkan pada beberapa hal baru. Bagaimana jika temen kosan sakit, maka aku yang merawatnya; jika dia butuh uang, maka aku yang menanggung beban hidupnya; jika dia kelaparan, maka sebisa mungkin kuberikan makananku (buset, ini temen apa sampah masyarakat). Secara nggak langsung, kita diajarkan bagaimana cara berbagi dengan orang yang sama-sama nggak punya (terus apa yang dibagi?). Oke, singkatnya, dengan hidup di kosan ini, kita menjadi semakin akrab. Dan lambat laun, kita makin mempengaruhi satu sama lain. Ketika ada salah seorang yang punya sesuatu yang bisa dibagi, maka terjadilah pembagian itu. Makanan, gula, kasur, kamar mandi, celana dalam, mungkin. Tak terkecuali game laknat satu ini: DoTA.





Nah, beberapa bulan setelah kita menetap di kosan ini, kita mengenal DoTA. Singkatannya adalah Defends of The Ancient. Game ini mengisahkan pertempuran dua klan yang dikomandani oleh beberapa hero yang kita kendalikan dalam membinasakan peradaban satu sama lain. Ini jenis game yang bisa dimainkan bareng-bareng, oleh maksimal 10 orang, dengan media LAN. Dan secara nggak sengaja, DoTA ini sudah menjadi bagian dari kehidupan ngekos kita. Berawal dari beberapa orang yang dari SMA sudah kenal, berlanjut dengan tutorial bagi orang-orang yang kemungkinan jaman SMA dulu adalah pelajar sejati. Oiya, aku adalah orang terakhir yang berhasil ditaklukkan oleh "mentor-mentor" bejat itu. Berlanjut lagi dengan perlengkapan bermain yang kita usahakan sendiri. Mulai dari komputer yang (mau nggak mau) harus beli masing-masing, kabel LAN isi banyak (lupa) beserta routernya, sampai kemeja buat kita kuliah. Dan kita pun sudah memenuhi syarat sebagai sebuah tim mandiri, atau lebih tepat dibilang autis, yang bisa bermain tanpa perlu mengundang pemain dari Gunung Kelud atau Cikampek. Inilah tim DoTA penuh talenta yang akan mengguncang alam baka:


1. Bramcuks
Inilah pria paling bertanggungjawab atas kefreak kan kami dalam nge-DoTA. Dia adalah mentor laknat yang aku sebutkan di atas. Dulu dia adalah dewanya kosan. Secara yang lain masih belajar bunuh krip. Pemain paling berpengalaman dan pengatur strategi yang baik. Sayang, dia sudah mulai digerogoti usia. Sudah jarang ikut bermain karena nyari duit.


2. Kodir
Pemain dengan tampang lawak. Dalam sebuah tim, tanpa kesepakatan, dia pasti jadi kaptennya. Tapi yang ada dia malah lebih mirip ibu-ibu dipinggir kolam yang gelagapan waktu anaknya tenggelam atau dimakan kodok. Ke-kapten-annya bisa dibuktikan dengan intensitas munculnya "cling-cling" di peta saat kau menjadi kawan dia. Atau juga dengan perintah dewanya, "Jangan lupa bawa portal". Oiya, kodir ini sering dikaitkan dengan kutukan. Hal ini nggak lain karena dia sering banget kalah, gak peduli seberapapun jago timnya, kalo ada bang kapten satu ini, niscaya tim tersebut bakal kalah. He-he sadis.


3. Pimen
Tipe pemain yang tidak bisa ditemukan sendirian di sebuah line. Sangat berhati-hati dalam bermain. Kayaknya dia mengibaratkan si hero seperti pacar yang harus dijaga. Bahkan kalau perlu, bertengkar di dunia nyata pun dijabanin. Pernah suatu ketika dia masuk kamar Let (profil Let ada di bawah, red.) dan men-smack down yang bersangkutan karena si Let ini sudah membuli-buli heronya. Sangat jarang menjadi korban pembokongan dan memancing keributan. Benar-benar tipe pemain yang sabar sekaligus menyebalkan.


4. Cemong
Kalau membicarakan dia, otomatis kita membicarakan laptopnya. Sering kali permainan yang lagi sangat seru harus diulang gara-gara laptopnya ngadat. Bukan gara-gara bokep, tapi ternyata semua program yang ada di laptopnya dibuka. Yaeyalah ngadat. Dan satu lagi. Karakter si Cemong ini kuat sekali: lawak dan bonek. Kebiasaannya adalah menggunakan skill si hero dengan serampangan. Ujung-ujungnya, skill yang seharusnya jadi andalan, malah berubah menjadi bumerang bagi si hero bersangkutan. Nggak sedikit hero jagoan menjadi turun reputasinya. Bahkan konon, beberapa hero menyatakan mundur menjadi karakter karena terus-menerus digunakan secara serampangan oleh mas Cemong.


5. Aku
Inilah pemain dengan bakat paling besar di kosan. Kemampuan yang dimiliki sangat natural. Skill yang dipunyai si hero akan tereksplor dengan sempurna ketika dijalankan olehnya. Seringkali menjadi leader bagi kawan-kawannya dalam memberantas musuh di depan mata. Saat menjadi 1st killer di tim, tak jarang membuat sebuah rampage. Salah satu kekurangannya adalah suka bo'ong.


6. Elkunam
Pemain berwajah kakek-kakek. Merupakan pemain jenius yang dididik oleh sang adik yang ternyata adalah seorang shaolin DoTA. Sangat serius ketika bermain. Sangat berhati-hati yang berarti juga pemain menyebalkan (buatku). Entah mengapa si kakek ini sering dinaungi dengan keberuntungan saat bermain. Haha. Sedang dalam proses menyusun sebuah buku mengenai hero dan itemnya yang cocok. Niat sekali.


7. Kopler
Pemain dengan darah dingin. Mungkin dipengaruhi jenis musiknya yang metal dan sekali-kali diselingi Sherina. Sangat tega dalam membuli-buli lawan. Seringkali menjadi pembunuh brutal dengan angka kill yang sangat tinggi. Tapi sekali hero-nya dibuli diawal dan dipastikan gagal berkembang, orang ini pasti memilih jalur yang sama dengan Cemong, jalur lawak.


8. Randi
Here he is, the real public enemy. Entah mengapa si Randi ini kerap kali disalah-salahkan, nggak hanya oleh lawan, tapi juga lawan, bahkan terkadang Ibu kos (apa hubungannya). Dia ini pemain paling nggak alami. Kemampuannya sangat dipengaruhi oleh intensitasnya berlatih di komputer orang. Sering dijumpai dalam posisi bermain, tapi melawan ai. Sangat arogan (bisa dibuktikan dengan kegemarannya me-random hero), walaupun kerap menjadi bahan bulan-bulanan.


9. Let
Aku mengira pemain muda ini punya reputasi bintang lima. Nyatanya dia cuman pemain primitif yang suka menyiksa heronya sendiri. Memang lumayan jago (menurutku karena sejak lahir sudah disuruh maen DoTA sama ortunya), tapi lebih sering ngaco. Mentalnya sangatlah bonek. Sekali melihat hero lawan sekarat, bakalan dikejar deh ampe ponten lawan dan ujung-ujungnya dia yang dimakan rame-rame. Jiwa alay-nya jelas meledak-ledak. Sering menyatakan keberatan atas game yang nggak seimbang dan merengek minta diulang. Dari segi permainan yang nekat dan keseringannya menghentikan sebuah permainan, diduga kuat punya hubungan darah dengan Cemong.


10. Kalpin
Salah satu terdakwa mentor laknat. Kegemarannya adalah menyodomi tower musuh. Makanya dia dijuluki Kalpin, the tower hunter. Dia sangat jarang bermain, karena sibuk dengan kegiatannya maen pistol-pistolan di dunia nyata. Tapi sekali bermain, kita semua dibuat kalang kabut karena dia bagaikan kolor ijo yang suka perkosa tower-tower yang masih perawan. Kabarnya, sasaran latian tembak yang dimilikinya pun bergambar tower DoTA.


11. Johan
Pemain baru di kosan ini. Bukan karena baru bermain, tapi baru masuk ke kosan. Cukup jarang ikut bermain, tapi sekali bermain bisa jadi sumber kekacauan bagi timnya sendiri. Penampilannya sangat dipengaruhi oleh hero yang digunakan. Lumayan mental bonek dan lumayan sering jadi buli-bulian. He-he.




Ciri khas permainan DoTA kosan kami adalah ber-mode-kan arspnp atau apspnp atau sdspnp. Orang banyak gitu dimana ciri khas nya? Ini jenis mode buat pemain-pemain kelas pantat panci (pan-pan) yang mendekati kelas alay stasiun. Pernah sekali kita mencoba make mode yang dipake dalam perlombaan tingkat international, mode paling dewa, captain mode, cm, Tapi hasilnya malah kita NGOWOS gak tau harus ngapain. Itulah saat dimana identitas kita sebagai alay stasiun hampir terkuak.


Nah, mode sd adalah mode terbaik buat pemain-pemain labil macam kita. Ini dimungkinkan karena jika mode yang digunakan adalah ar, maka kemungkinan permainan bakal diulang lebih besar. Alasannya? HERO NGGAK IMBANG! Ketidakberimbangan bisa jadi juga dipengaruhi oleh tipe pemain hasil pengacakan. Misal setelah diacak, ternyata sebuah tim terdiri dari pemain-pemain bermental preman tanah abang macem Aku, Kopler, Let, dan Cemong. Akan sangat susah bagi tim bonek ini untuk menghadapi pemain-pemain dengan jiwa biksu Tom Sang Chong yang lembut penuh cinta kayak Elkunam, Pimen, dan Kodir. Dan baru pertandingan berjalan 20 menit, kill sudah berselisih 26, dan Let akan merengek-rengek minta diulang atau kalau nggak diturutin, dia nggak segan akan melakukan harakiri alias cabut kabel.


Itulah kondisinya, makanya mode sd yang membuat masing-masing player mempunyai 3 pilihan hero sangat pas untuk menciptakan pertandingan yang seru (claimed by ourself, of course). Tapi se-sd-sdnya, sd masih mempunyai unsur random di dalamnya. Itulah sebabnya, tak jarang Let sering melakukan ritual rengek atau harakiri. (by the way, kenapa jadi menyudutkan Let?)


Kami pun bermain, bermain, dan bermain. Tak terasa sudah hampir dua tahun hidup kami teracuni oleh DoTA. Beberapa temen menyatakan bahwa DoTA telah mempengaruhi nilai ujiannya dan memutuskan untuk pensiun, tapi dalam 2x24 jam setelah itu menyatakan insaf dan kembali lagi. Goblok ini mah. Kami memang lumayan freak dengan game ini. Dari yang cuman menjadi kegiatan akhir pekan, beranjak menjadi kegiatan tiap dua malam, beranjak ke tiap malam, beranjak ke waktu bobok (ya enggaklah), pokoknya freak lah. Kemampuan kami pun bertambah dari waktu ke waktu. Dari yang cuman pemain kelas pantat panci sampai menjadi kelas sundut kompor. Dari buta aksara sampai menjadi eksekutif muda (lhah, ini game apa jenjang pendidikan?)


Itulah kehidupan DoTA di kosan ku. Dan memang kami mempunyai kecenderungan menggantungkan mood kita padanya. Seolah DoTA tak bisa dipisahkan dari kehidupan perantauan yang kejam ini. Bahkan kami tak bisa membayangkan bagaimana jika hidup kami di sini tak pernah tersentuh oleh (sekali lagi) game laknat ini. Kami akan memainkannya meskipun toh kami sedang berada dalam badai ujian atau tugas. Kami akan memainkannya meskipun itu dengan bersembunyi dari pacar, ortu, dan ibu kos yang mulai curiga dengan tagihan listrik kosan. Kami akan memainkannya meskipun gamenya terhapus dari komputer kami (mana bisa nyong!). Kami akan melakukannya, karena kami menikmati itu.


Terima kasih DoTA, dan jangan lelah menemani kami! Hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar