Sabtu, 05 Juni 2010

Imam Kilat

Ini kualami seminggu lalu. Tepatnya saat masih ada di Bandung dan saat itu adalah hari Jumat.

Sebagai umat muslim yang taat, aku sudah tahu kalo hari itu akan ada solat Jumat. Kali itu aku akan melaksanakannya di masjid dekat kosan.
Masjid itu berada kurang lebih 25 meter dari kosan tempat aku tinggal. Jadi kuperkirakan dengan kecepatan langkahku yang lumayan, aku akan mencapainya dalam 40 detik.
Bersamaan dengan itu, aku perkirakan dengan kecepatanku mandi yang lebih tidak lumayan, bisa lah kuselesaikan mandiku selama azan berkumandang.
Yah, strategi matang, siap. Kini saatnya berleha-leha.

Waktu menjelang azan, aku menemukan komik yang menurutku lumayan menarik.
Jadi kugunakan waktu menjelang ibadah itu untuk membaca komik online. Lanjut.

Baca, baca, baca.
Sampai kudengar azan dzuhur berkumandang.
Oke, saatnya mandi!

Dengan langkah 1000 kudapatkan kamar mandi tanpa harus mengantri dulu. Beruntungnya aku.
Oiya, perlu diketahui, makhluk-makhluk di kosan ku mayoritas adalah bejatis sama seperti aku. Ketika azan, entah mengapa selalu ada antrian tiba-tiba di sekitar kamar mandi.
Oke, segera aku mandi.
Byur, byur, pret, plung, plak, petok-petok, heeeboo.
Beres. Dan tepat sekali dengan berakhirnya kumandang adzan.

Oiya, kulihat saat itu masih ada manusia-manusia yang perlu ditempa di PonPes milik Aa Gym di depan pintu kamar mandi. Jumlah mereka bertambah.

Seorang bernama Randi dengan sigap langsung masuk ke kamar mandi yang barusan kutempati. Dia memang cepat, atau bisa dibilang licik. Kalau mau, mungkin dia bisa masuk bahkan sebelum aku selesai.
Seorang lagi, kita anggap dia bernama Cemong, menyadari ketidakmungkinan untuk mandi dan memilih untuk gosok gigi saja. Gokil nih orang.
Aku nggak tahu apakah orang ini mendapat pahala atau justru harus diadili karena mengajarkan ajaran sesat "Bersihkan dirimu sebelum Shalat Jumat cukup dengan Gosok Gigi".
Ada lagi salah seorang yang memegang perut tanda keinginan yang menderu-deru untuk melepaskan hajat. Marilah kita sebut dia Bramcuks. Dan yang membuat aku tak habis pikir adalah manusia itu adalah pemilik kamar yang paling dekat dengan kamar mandi yang sedang diperebutkan. Oiya, tambahan lagi, dia ini orang paling tua di kosan. Hahaha.
Betapa bejat orang-orang di sini.

Segera aku berganti pakaian di kamar hingga keluar kamar lagi dengan tampilan Ustadz muda sukses dan kaya dan beristri satu.
Oh, tak kusangka teman sekosku yang paling taat (ini serius, dia yang paling beriman) secara luar biasa, belum berangkat. Kita panggil dia Gargar.
Jadi hari itu aku berangkat lebih dulu dari dia. Ya iya lah, gue gitu. *muncul emoticon senyum, kacamata hitam, tapi pake kopyah*

Berjalanlah aku. Detik ke-32, aku sampai di pintu masuk masjid.
Dan aku terperanjat!
Doa penutup khotbah sudah dipanjatkan!
Apa-apaan ini??!!
Aku mempercepat langkah dan sampai di tempat duduk pada detik ke-37.
Okelah, aku melewatkan khotbah hari ini. Apa boleh buat.

Imam yang kali ini memang jumawa. Aku lupa apa surat yang dibacakan saat itu, tapi yang jelas shalat Jumat kali itu tidak lebih lama dari shalat subuhku.
Inilah sang Imam Kilat.
Dan kami pun menyelesaikan ibadah shalat Jumat.
Selesai.

Oke aku pulang. Aku membayangkan, apa makanan yang disuguhkan Jumat ini?
Untuk diketahui, setiap hari Jumat, Ibu kos ku memberikan hidangan kepada anak-anak kosnya yang kelelahan setelah menempuh perjalanan kosan-masjid-kosan.
Selalu.
Ya, memang beliau baik.

Seperti biasa, makhluk-makhluk bejat yang telah aku sebutkan di atas sudah mengelilingi meja makan. Mereka adalah Cemong, Randi, Gargar. Mereka adalah segelintir dari orang-orang yang punya jurus "Datang akhir, Pulang duluan". Sungguh bejat.
Oiya, meja makan itu ada di depan kamarku.

Dan yang tak kusangka adalah!
Ada seseorang yang sedang shalat di kamarku!
Siapa dia?!!?
Apakah dia adalah muslim taat yang melakukan shalat sunnah ba'da Jumatan?
Apakah dia melakukan salat Ashar sebelum waktunya?
Apakah dia juga merupakan pengikut aliran sesat yang perlu dilaporkan ke kepolisian?
Tidak. Dia hanya sedang melaksanakan shalat zuhur.
Lalu siapakah pria yang melaksanakan shalat dzuhur di sebuah hari Jumat yang indah?

Dia adalah pemilik kamar terdekat dengan kamar mandi.
Dia adalah penghuni tertua di sini.
Dia adalah si ganteng maut.
Dia adalah Bramcuks.
Hahahaha.

Nampaknya dia melewatkan waktu shalat Jumat dengan berada di kamar mandi dan membuang hajatnya yang bergelora seperti Super Seiya 4 yang mungkin saja kalau dilakukan oleh orang biasa bisa menghabiskan waktu 3 hari 3 malam. How pathetic. Tapi dia sudah berusaha.
Tapi itu tak lantas membuat kami, makhluk-makhluk yang telah berhasil mengikuti shalat Jumat tanpa khotbah, berhenti tertawa.

Dan Mr. Bramcuks selesai shalat dzuhur.
Dan dia larut dalam kebahagiaan kami, kebahagiaan atas kejadian yang sebenarnya meruntuhkan harga dirinya. Kebahagiaan yang seharusnya tidak dia ikuti. Karena bisa dibilang, dia menertawakan dirinya sendiri.
Hahaha.

Dan inilah statement luar biasa yang keluar dari mulutnya yang sangat mampu untuk mengubah peradaban umat manusia:

"Wes khotibe kebelet ngising, makmume yo kurang beriman!"
"Sudah khotibnya kebelet boker, makmumnya juga kurang beriman!"
Benar, itulah kombinasi yang menakjubkan.

Hahahahaha.
Kami larut dalam kebahagiaan bodoh itu.





Pesan Moral: Azan itu panggilan shalat boy, bukan panggilan mandi atau malah panggilan buang hajat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar